22 Okt 2008

Arti Sebuah Kesetian


Ach…. Pusing kepalaku…, entah dari kemaren hanya banyangnya yang selalu menggelayuti pikiranku. Entah kenapa belakangan ini aku selalu merasa aku akan jauh darinya dan tak akan pernah dapat kembali melihatnya…

Dalam hati aku berkata, “tuhan, apa gerangan yang akan terjadi terhadapnya, apakah dia akan kau ambil selamanya, atau hanya perasaanku yang sedang galau karena beberapa musibah yang sedang aku alami ini…, ya tuhan, jangan kau tambahkan musibah kepadaku, jujur aku belum mampu menahan serta menyelesaikan masalah yang telah engkau berikan ini terhadapku, dan berikanlah aku kekuatan untuk menjalani musibah satu persatu ini.. Amien”.

Besar harapku untuk dapat melihatnya kembali tersenyum, tersenyum di dunia yang indah penuh bunga yang sempat aku lihat beberapa bulan lalu sebelum ia tervonis menderita penyakit hemofilia oleh dokter disalah satu rumah sakit pemerintah daerah Jakarta Selatan.

Semenjak ia mengetahui vonis yang diberikan dokter terhadap dirinya, ia selalu bersedih sehingga daya tahan tubuhnya menurun dan penyakit tersebut dengan leluasa menggeragoti sel darah merah dalam tubuhnya.

Beberapa kali ia menjalani kemoterapi untuk membunuh penyakit dalam tubuhnya. Namun hal itu hanya memperburuk keadaan fisiknya. Tubuh yang semula seksi dan segar kini hanya terlihat kurus serta terlihat rapuh.

Wajah yang dulu terlihat anggun menawan, kini terlihat hitam terbakar akibat sinar laser dari alat kemoterapi. Rambut yang dulu hitam panjang indah terbuai kini rontok hampir menjadi botak.

Sungguh sedih aku melihat keadaan kekasihku yang dulu selalu menjadi kebanggaan aku kini harus terbaring lemah dan sedikit gusar di atas tempat tidur rumah sakit. Kekasih yang selalu memberikan semangat serta sokongan yang membuatku lebih hidup dan bermakna hingga aku mendapatkan beberapa prestasi semasa SMA dulu. Kekasih yang sangat perhatian terhadapku hingga aku terlepas dari barang haram yang seharusnya tidak pernah aku sentuh semasa remaja. Kekasih yang selalu mengingatkan aku dikala ku jauh dari agama, yang selalu memberikan sedikit pencerahan agama namun amat berkesan untukku. Wanita yang sungguh-sungguh sempurna untuk aku.

Tapi apa yang pernah aku berikan untuknya?? Pada saat ia berceritapun terakdang aku tak memperdulikannya dengan berpura-pura menyibukkan diri dengan aktifitas yang tidak penting sebenarnya. Bahkan pada saat ia sharing tentang penyakitnya terhadapku, aku kaget dan berucap yang semestinya tidak ku ucap dihadapannya. Sempat aku minta putus darinya setelah beberapa hari ia mengucapkan perihal tersebut. Sungguh aku bodoh dan pasti amat menyakiti hatinya sebagai manusia yang sungguh polos dan baik budinya.

Seharusnya akulah salah seorang yang ikut andil dalam kesembuhannya, minimal aku memberikan motivasi ia untuk melawan penyakit tersebut, bukannya meninggalkannya begitu saja.. sungguh memang diriku yang tak punya perasaan..

Ya, akhirnya aku memutuskan untuk memohon maaf kepadanya karena sikap yang pernah aku lakukan terhadapnya, sungguh memang hatinya yang seperti permata memaafkan aku dengan mudah diiringi dengan sedikit bulir air mata bahagia menyambut kehadiranku kembali disisinya. Sementara ibunya memandangku penuh amarah atas sikapku kepada putrinya 6 minguu yang lalu. Namun amarah beliau berganti harap terhadapku agar aku mau menemani hari-hari putrinya di rumah sakit…

Aku berjanji aku akan berusaha menyempatkan diri untuk bersamanya. Aku akan berusaha membahagiakanya seperti ia yang membahagiakan aku dimasa lalu. Aku harus memberikan perhatian lebih sehingga ia lupa akan penyakit yang kini ia derita…

Ya sungguh ajaib kehadiranku disisinya, setelah hampir genap sebulan. Aku telah dapat melihat senyum bahagianya meski tidak seperti di masa lalu. Badan yang sebelumnya kurus kini mulai terisi kembali secara perlahan. Ya, aku kira ini merupakan pertanda baik dalam kesehatannya.

3 bulan setelah proses kemoterpi kedua dilakukan, akhirnya putri dan keluarga kembali kerumah sakit untuk checkup kesehatan dan hasilnya adalah hemofilia yang ia derita kini perlahan membaik. Hemofilia yang semula telah mencapai stadium 4 kini turun menjadi stadium 1. sungguh berita yang sangat menyenangkan bukan.

Dengan membaiknya kesehatan putri sehingga putri tidak harus mejalani kemoterapi sinar laser. Ia hanya di suguhi obat rutin yang harus ia minum sehari 1 kali. Dan ajaibnya selama empat bulan proses tersebut akhirnya ia terbebas dari penyakit yang cukup mematikan tersebut. Rasa syukurpun tak henti diucapkan oleh putri sekeluarga dan dari aku tentunya..

Kisah ini terilhami dari cerita sahabatku arif darmawan sebagai lelaki tersebut. Semoga dari cerita tersebut kita dapat mengambil hikmah di balik sebuah ujian kesehatan serta arti penting dari kesetian..

Hidup ini akan lebih bermakna jika kita memiliki cinta yang selalu mengerti akan kekurangan pasangannya dan dapat mengisi kekosongan tersebut dengan sempurna... memberikan motivasi dan tidak mementingkan ego dalam dirinya…. Semoga kita termasuk orang yang seperti itu… JJJ



Add to Google Reader or Homepage Subscribe in Bloglines

2 komentar:

Anonim mengatakan...

hmmpp.. setia itu..
saia juga gk tau :(

Anonim mengatakan...

Selain pastinya cerita aslinya lebih mengharukan, tetap gaya bahasa yang digunakan pada posting ene sungguh sangat menyentuh sehingga anna mampu membayangkan berada ada posisi karakter pertama dalam cerita itu,temans sepertinya anda berbakat penjadi penulis handals.....keep posting yah...

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Expresikan Perasaanmu Setelah Membaca Postingan Di Atas...!!!
Saran dan Kritik atau info tambahan sangat Membantu Pengunjung Blog Ini

 

New Comment

New Posting

IchanOnline.blogspot.com. Copyright 2009 All Rights Reserved